Contoh Soal Tabel Distribusi Frekuensi
Tidak bisa dipungkiri bahwa matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang paling menakutkan bagi kebanyakan orang. Salah satu topik yang seringkali menjadi momok adalah tabel distribusi frekuensi. Namun, jangan khawatir! Di artikel kali ini, kita akan membahas contoh soal tabel distribusi frekuensi yang mudah dipahami dan langsung dapat penyelesaiannya!
Sebelum kita masuk ke contoh soal, mari kita bahas sedikit tentang tabel distribusi frekuensi. Tabel ini digunakan untuk menyajikan data dalam bentuk frekuensi. Frekuensi di sini merupakan jumlah kemunculan dari suatu data dalam sampel atau populasi. Dengan tabel distribusi frekuensi, kita dapat melihat secara jelas distribusi data tersebut.
Contoh Soal:
Diberikan data pengeluaran bulanan untuk 10 keluarga, yaitu: 2.000.000, 3.500.000, 4.000.000, 2.500.000, 3.000.000, 2.500.000, 2.000.000, 3.500.000, 3.000.000, dan 2.500.000. Buatlah tabel distribusi frekuensi untuk data tersebut!
Langkah 1: Menentukan rentang kelas
Pertama-tama, kita harus menentukan rentang kelas. Rentang kelas ini ditentukan dengan mencari selisih antara data terbesar dan data terkecil, kemudian dibagi dengan jumlah kelas yang diinginkan. Sebagai contoh, kita akan menggunakan 4 kelas:
Rentang kelas = (4.000.000 – 2.000.000) / 4 = 500.000
Dalam hal ini, kita akan menggunakan rentang kelas 500.000.
Langkah 2: Menentukan batas-batas kelas

Setelah menentukan rentang kelas, selanjutnya kita harus menentukan batas-batas kelas. Batas-batas kelas ini dibagi menjadi dua, yaitu batas bawah dan batas atas. Batas bawah ditentukan dengan mengurangi rentang kelas dengan 1 dari data terkecil. Sedangkan batas atas ditentukan dengan menambahkan rentang kelas dengan 1 dari data terbesar. Dalam hal ini, batas bawah dan batas atas untuk setiap kelas adalah sebagai berikut:
Kelas 1: 1.500.000 – 1.999.999
Kelas 2: 2.000.000 – 2.499.999
Kelas 3: 2.500.000 – 2.999.999
Kelas 4: 3.000.000 – 3.499.999
Kelas 5: 3.500.000 – 3.999.999
Langkah 3: Menghitung frekuensi
Setelah menentukan batas-batas kelas, selanjutnya kita dapat menghitung frekuensi. Frekuensi di sini merupakan jumlah data yang masuk ke dalam suatu kelas. Dalam hal ini, frekuensi untuk setiap kelas adalah sebagai berikut:
Kelas 1: 0
Kelas 2: 3

Kelas 3: 4
Kelas 4: 2
Kelas 5: 1
Langkah 4: Menyusun tabel
Setelah menghitung frekuensi, selanjutnya kita dapat menyusun tabel distribusi frekuensi. Tabel ini terdiri dari 3 kolom, yaitu kelas, frekuensi, dan frekuensi relatif. Frekuensi relatif di sini merupakan persentase dari frekuensi terhadap jumlah keseluruhan data.
Berikut adalah tabel distribusi frekuensi untuk data pengeluaran bulanan 10 keluarga:
| Kelas | Frekuensi | Frekuensi Relatif |
|—————|———–|——————-|
| 1.500.000 – 1.999.999 | 0 | 0% |
| 2.000.000 – 2.499.999 | 3 | 30% |
| 2.500.000 – 2.999.999 | 4 | 40% |
| 3.000.000 – 3.499.999 | 2 | 20% |
| 3.500.000 – 3.999.999 | 1 | 10% |
Dalam tabel di atas, kita dapat melihat secara jelas distribusi pengeluaran bulanan 10 keluarga. Kita dapat melihat bahwa kebanyakan keluarga (40%) memiliki pengeluaran bulanan antara 2.500.000 hingga 2.999.999. Sedangkan keluarga yang memiliki pengeluaran bulanan di atas 3.500.000 hanya terdapat 1 keluarga atau sekitar 10%.
Tabel distribusi frekuensi sangat bermanfaat untuk menginterpretasikan data secara jelas dan mudah dipahami. Dengan mengetahui distribusi data, kita dapat membuat keputusan yang lebih akurat. Jadi, jangan takut dengan tabel distribusi frekuensi! Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, kita dapat membuat tabel distribusi frekuensi dengan mudah dan cepat.
Contoh Soal Tabel Distribusi Frekuensi
Mungkin bagi sebagian orang, tabel distribusi frekuensi adalah konsep yang sulit dipahami. Namun, saat kamu memahaminya, konsep ini bisa menjadi sangat mudah dan membantu dalam menganalisis data. Berikut adalah contoh soal tabel distribusi frekuensi yang mudah dipahami dan langsung dapat penyelesaiannya.
Misalkan kita memiliki data tinggi badan 50 orang. Tinggi badan tersebut adalah sebagai berikut:
165, 170, 175, 176, 168, 170, 170, 160, 171, 172, 173, 168, 169, 166, 178, 160, 165, 167, 173, 180, 155, 166, 168, 167, 170, 174, 176, 168, 169, 170, 170, 175, 177, 170, 179, 172, 175, 178, 171, 169, 177, 163, 162, 170, 173, 174, 170, 167, 165, 160, dan 163.
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi, kita harus mengelompokkan data ke dalam kategori yang lebih mudah dipahami. Misalnya, kita dapat mengelompokkan data tinggi badan ini ke dalam interval- interval seperti berikut:
155-159, 160-164, 165-169, 170-174, dan 175-180.
Setelah itu, kita perlu membuat tabel distribusi frekuensi seperti di bawah ini:
| Interval | Frekuensi |
|———-|———–|
| 155-159 | 1 |
| 160-164 | 4 |
| 165-169 | 7 |
| 170-174 | 20 |
| 175-180 | 18 |
Di dalam tabel ini, kita dapat melihat jumlah frekuensi atau kemunculan setiap data dalam setiap kategori. Jumlah frekuensi tersebut dapat digunakan untuk menghitung persentase atau proporsi dari data tersebut dalam kategori tersebut.
Misalnya, jika kita ingin mengetahui jumlah orang yang memiliki tinggi badan di antara 165-169, maka kita dapat melihat pada tabel bahwa jumlah frekuensi adalah 7. Kemudian, kita dapat menghitung persentase atau proporsi dari jumlah tersebut terhadap total 50 orang dengan rumus:
Proporsi = (Frekuensi / Total) x 100%
Proporsi untuk tinggi badan di antara 165-169 adalah:
Proporsi = (7 / 50) x 100% = 14%
Dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi seperti ini, kita dapat dengan mudah menganalisis data dan membandingkan proporsi atau persentase dari setiap kategori.
Selain itu, kita juga dapat menggunakan tabel distribusi frekuensi untuk menghitung rata-rata, median, dan modus dari data. Misalnya, untuk menghitung rata-rata dari data tinggi badan tersebut, kita dapat menggunakan rumus:
Rata-rata = Jumlah semua data / Jumlah frekuensi
Rata-rata untuk data tinggi badan tersebut adalah:
Rata-rata = (165 + 170 + 175 + 176 + 168 + … + 167 + 165 + 160 + 163) / 50
Rata-rata = 169,58
Dengan demikian, rata-rata tinggi badan dari 50 orang tersebut adalah 169,58 cm.
Untuk menghitung median dari data tersebut, kita perlu mencari data tengah. Jika jumlah data ganjil, maka median adalah data tengah. Jika jumlah data genap, maka median adalah rata-rata dari dua data tengah. Misalnya, untuk data tinggi badan tersebut, median adalah:
Median = (Data ke-25 + Data ke-26) / 2
Median = (169 + 170) / 2
Median = 169,5
Dengan demikian, median dari data tinggi badan tersebut adalah 169,5 cm.
Sedangkan modus adalah data yang paling sering muncul dalam data. Jika ada lebih dari satu data yang memiliki frekuensi yang sama, maka modusnya adalah semua data tersebut. Misalnya, untuk data tinggi badan tersebut, modus adalah:
Modus = 170
Karena tinggi badan 170 cm muncul sebanyak 5 kali, yaitu frekuensi terbesar dalam data tersebut.
Dalam memahami tabel distribusi frekuensi, penting untuk memahami konsep interval dan frekuensi. Interval adalah kategori atau rentang data yang telah dibuat, sedangkan frekuensi adalah jumlah kemunculan data dalam rentang tersebut. Menggunakan tabel distribusi frekuensi dapat membantu dalam menganalisis data dengan lebih mudah dan cepat. Selain itu, cara ini juga dapat digunakan dalam banyak bidang, seperti statistik, penelitian, dan bisnis.
Dengan begitu, kamu dapat membuat analisis yang tepat dan akurat dalam mengambil keputusan. Jangan takut untuk mencoba dan memahami tabel distribusi frekuensi. Semoga contoh soal di atas dapat membantumu memahaminya dengan lebih mudah. Wow, sangat mudah dipahami bukan?
Contoh Soal Tabel Distribusi Frekuensi yang Mudah Dipahami dan Langsung Dapat Penyelesaiannya!
Tabel distribusi frekuensi adalah salah satu metode dalam statistik yang berguna untuk mengorganisir dan menyajikan data. Tabel distribusi frekuensi menyajikan data dalam bentuk kelompok-kelompok atau interval-interval tertentu, dan kemudian menunjukkan berapa kali setiap kelompok atau interval muncul dalam data.
Berikut ini adalah contoh soal tabel distribusi frekuensi yang mudah dipahami dan langsung dapat diselesaikan:
List 3:
Sebuah perusahaan mengumpulkan data tentang gaji karyawan mereka. Data tersebut terdiri dari 50 karyawan dengan gaji sebagai berikut:
5 juta, 6 juta, 7 juta, 8 juta, 9 juta, 10 juta, 11 juta, 12 juta, 13 juta, 14 juta, 15 juta, 16 juta, 17 juta, 18 juta, 19 juta, 20 juta, 21 juta, 22 juta, 23 juta, 24 juta, 25 juta, 26 juta, 27 juta, 28 juta, 29 juta, 30 juta, 31 juta, 32 juta, 33 juta, 34 juta, 35 juta, 36 juta, 37 juta, 38 juta, 39 juta, 40 juta, 41 juta, 42 juta, 43 juta, 44 juta, 45 juta, 46 juta, 47 juta, 48 juta, 49 juta, 50 juta, 51 juta, 52 juta, 53 juta, 54 juta, 55 juta.
Dalam menyelesaikan soal ini, langkah pertama adalah menentukan interval-interval tertentu. Untuk soal ini, interval-interval yang dipilih adalah 5 jutaan. Dengan demikian, kelompok-kelompok atau interval-interval yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
5-10 juta
10-15 juta
15-20 juta
20-25 juta
25-30 juta
30-35 juta
35-40 juta
40-45 juta
45-50 juta
50-55 juta
Setelah interval-interval tertentu ditentukan, langkah selanjutnya adalah menghitung frekuensi setiap interval-interval tersebut. Untuk menghitung frekuensi, kita dapat menggunakan rumus frekuensi yang sederhana:
Frekuensi = Jumlah data dalam interval tertentu
Dengan menggunakan rumus di atas, maka hasil perhitungan frekuensi untuk setiap interval adalah sebagai berikut:
5-10 juta : 5
10-15 juta : 5
15-20 juta : 5
20-25 juta : 5
25-30 juta : 5
30-35 juta : 5
35-40 juta : 5
40-45 juta : 5
45-50 juta : 5
50-55 juta : 5
Setelah frekuensi untuk setiap interval telah dihitung, langkah selanjutnya adalah menyusun tabel distribusi frekuensi. Tabel distribusi frekuensi adalah tabel yang menunjukkan frekuensi setiap interval-interval yang telah ditentukan sebelumnya.
Dalam membuat tabel distribusi frekuensi untuk soal ini, kita dapat menggunakan format tabel berikut:
Interval | Frekuensi
5-10 juta | 5
10-15 juta | 5
15-20 juta | 5
20-25 juta | 5
25-30 juta | 5
30-35 juta | 5
35-40 juta | 5
40-45 juta | 5
45-50 juta | 5
50-55 juta | 5
Dari tabel distribusi frekuensi di atas, kita dapat melihat dengan jelas berapa kali setiap interval muncul dalam data. Kita juga dapat melihat bahwa frekuensi untuk setiap interval adalah sama, yaitu 5.
Dengan memahami cara membuat tabel distribusi frekuensi, kita dapat dengan mudah menganalisis dan menyajikan data dalam bentuk yang lebih mudah dipahami. Selain itu, kita juga dapat menggunakan metode ini untuk membuat kesimpulan dan mengambil keputusan yang lebih baik berdasarkan data yang ada.
Dalam menjawab soal tabel distribusi frekuensi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, kita harus memilih interval-interval yang tepat agar data dapat disajikan dengan jelas dan akurat. Kedua, kita harus menghitung frekuensi setiap interval dengan benar. Terakhir, kita harus menyusun tabel distribusi frekuensi dengan format yang tepat agar data dapat disajikan dengan mudah dipahami.
Dalam hal ini, soal tabel distribusi frekuensi berhasil diselesaikan dengan mudah karena interval-interval yang dipilih mudah dipahami dan frekuensi untuk setiap interval sama. Dalam kasus yang lebih kompleks, mungkin perlu dilakukan analisis lebih lanjut untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Semoga contoh soal tabel distribusi frekuensi yang mudah dipahami dan langsung dapat diselesaikan ini dapat membantu Anda memahami lebih jauh tentang metode statistik yang berguna ini. Jangan lupa untuk selalu berlatih dan terus belajar untuk meningkatkan pemahaman Anda tentang statistik.
Contoh Soal Tabel Distribusi Frekuensi yang Mudah Dipahami dan Langsung Dapat Penyelesaiannya!
Tabel distribusi frekuensi adalah sebuah tabel yang berisi tentang distribusi data yang telah dikelompokkan ke dalam beberapa kelas atau interval. Tabel ini sangat penting untuk membantu kita dalam memahami data yang kita miliki, misalnya dalam statistik atau penelitian.
Nah, kali ini kita akan membahas tentang contoh soal tabel distribusi frekuensi yang mudah dipahami dan dapat langsung diselesaikan. Berikut adalah list nomor 4 dari 10 contoh soal tersebut:
4. Seorang guru ingin mengetahui tinggi badan siswanya di kelas 11. Ia mengumpulkan data dari 25 siswa dan menemukan data sebagai berikut:
155, 160, 165, 170, 170, 170, 170, 170, 170, 173
174, 175, 175, 175, 176, 180, 180, 180, 180, 182
183, 185, 185, 190, 195
Tinggi badan ini kemudian diolah menjadi tabel distribusi frekuensi seperti berikut:
Kelas
Batas Bawah
Batas Atas
Frekuensi
1
155
160
1
2
160
165
1
3
165
170
4
4
170
175
6
5
175
180
4
6
180
185
3
7
185
190
1
8
190
195
1
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa data tinggi badan siswa telah dikelompokkan ke dalam beberapa kelas atau interval. Misalnya, kelas 1 mencakup tinggi badan antara 155 dan 160, dan terdapat satu siswa yang memiliki tinggi badan di kelas ini.
Kelas 3 hingga 5 memiliki frekuensi yang lebih banyak, yang menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki tinggi badan antara 165 dan 180. Sedangkan kelas 6 hingga 8 hanya memiliki satu atau dua siswa saja.
Dari tabel distribusi frekuensi ini, kita juga dapat menghitung nilai rata-rata, median, dan modus dari data tinggi badan siswa. Sebagai contoh, nilai rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
$$bar{x} = frac{sum{fx}}{n}$$
Dimana $bar{x}$ adalah rata-rata, $f$ adalah frekuensi, $x$ adalah nilai tengah kelas, dan $n$ adalah jumlah total siswa.
Dari tabel di atas, kita dapat menghitung nilai tengah kelas dengan cara menjumlahkan batas bawah dan batas atas suatu kelas, kemudian dibagi dua. Sebagai contoh, nilai tengah kelas untuk kelas 1 adalah:
$$frac{155+160}{2} = 157.5$$
Sedangkan untuk kelas 3 adalah:
$$frac{165+170}{2} = 167.5$$
Setelah diketahui nilai tengah kelas, kita dapat menghitung nilai rata-rata dengan rumus di atas. Sebagai contoh, nilai rata-rata tinggi badan siswa dalam tabel di atas adalah:
$$bar{x} = frac{(1cdot157.5)+(1cdot167.5)+(4cdot172.5)+(6cdot172.5)+(4cdot177.5)+(3cdot182.5)+(1cdot187.5)+(1cdot192.5)}{25} = 174.7$$
Dari contoh soal tabel distribusi frekuensi di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa tabel ini sangat penting untuk membantu kita dalam memahami data yang kita miliki, serta dapat digunakan untuk menghitung nilai rata-rata, median, modus, dan lainnya. Dengan memahami konsep tabel distribusi frekuensi, kita dapat lebih mudah memahami data dan memperoleh informasi yang berguna dari data tersebut.